Jumat, 07 Februari 2014
Senin, 01 Juli 2013
Katanya memberi, kok diminta lagi?
Pemilihahan
Pilkasun/Bayan di dusunku tanggal 23 Juni kemarin diikuti oleh 4 calon. Calon
dengan nomor urut kedua (Supriyanto) mendapat suara terbanyak yaitu 405 suara,
diikuti calon nomor urut 4 (Deny wijaya) dengan 386 suara, kumudian nomor urut
3 (Munardi) dengan 240 suara, dan yang terakhir nomor urut 1 (Sutris Rianto)
dengan memperoleh 130 suara.
Jika kita flashback menjelang hari H banyak cerita
lucu yang dapat kita ulas dan sebagai pelajaran untuk kita semua. Ternyata pemilihan
kasunpun yang notabenya hanya pemilihan di tingkat yang bawah, masih saja
permaianan uang tetap saja terjadi. Ketika itu malam sekitar jam 10 tiba-tiba
ada orang mengetok pintu dengan pelan. Dibukalah pintu depan oleh ibukku,
“Oh Mas N (nama samaran),
ada apa mas malam-malam kesini, ayo silahkan masuk” .
“Gak usah buk hanya
sebentar saja kok, ini ada sedikit titipan dari bapak S (nama samaran), minta doanya
besok minggu beliau mau mencalonkan diri sebagai bayan”
“Lhoh, yaudah ini saya
terima dan semoga bapak S terpilih sebagai kasun”
“Nanti tolong kalau dari
calon lain yang ngasih uang dengan jumlah yang sama atau diatas ini kabarin
saya ya bu, nanti biar saya tambah lagi. Kalo begitu saya mohom pamit bu, gak
enak juga kalau sampai ada orang yang tahu”.
“O iya makasih mas, hati-hati
dijalan”
Bitulah kira-kira
percakapan yang terjadi malam itu, ibuku malam itu dikasih uang 300 rb, dengan
rincian untuk membeli suara keluargaku yang jumlahnya 3 orang. Beberapa hari kemuadian
1 hari menjelang pemilihan, calon yang satunya lagi, si SR (nama samaran) juga
membagi-bagikan uang. Tiap orang diberi uang 100 rb. Sayangnya waktu itu saya
sudah kembali kemalang, jadi tidak memperolah jatah uang. Malamnya, calon si S
mendengar bahwa si SR juga membagi-bagikan uang dengan nominal yang sama
seperti yang dia bagikan ke warga. Si S pun tidak terima dan malam itu juga dia
menambah 50rb untuk tiap orang, sehingga uang yang dia bagikan untuk tiap orang
di dusunku menjadi 150 ribu rupiah. Bayangkan saja berapa banyak uang yang
berjalan ketika itu, seperti halnya tetanggaku yang keluarganya berjumlah lima
orang, mereka mengaku mendapat 750 ribu dari si S dan 500rb dari si SR,
sehingga uang total yang mereka peroleh sebanyak 1 jt 250 rb, whao sangat
banyak kan? Itu adalah realitas yang terjadi di masyarakat kita. bagaimana
dengan kedua calon yang lain apakah mereka juga membagi-bagikan uang ke warga? Jawabnya “YA”,
hanya saja mereka punya wilayah sendiri, bukan pada warga kampungku. “Itu
adalah pemilihan wakil rakyat di tataran yang paling bawah, apalagi tataran
yang atas, berapa banyak uang yang bergulir? Fikirku dalam hati.
Tibalah waktunya
pemilihan, semua optimis bahwa dialah yang akan memenangkan pemilihan tersebut.
Namanya saja pemilihan pasti ada calon yang kalah dan ada juga calon yang
menang. Akhirnya pemilihanpun dimenangkan oleh calon no 2. Bagaimana dengan
calon yang lain, apakah mereka akan terima begitu saja atas kekalahan? Ataukah mereka
akan menyesali dan kecewa atas uang yang mereka bagikan ke warga sementara
keinginannya tidak terkabulkan? Nasi sudah menjadi bubur. Mau disesali, mau
tidak terima, semua sudah terjadi.
Lucunya salah satu calon
dengan inisial SR, beberapa hari setelah pemilihan dia membuat surat kepada
warga dan menyatakan bahwa dirinya kecewa kepada warga yang sudah diberi uang
tetapi tidak memilihnya. Oleh karena itu dia meminta kembali uang yang telah
diberikan ke warga melalui kader-kadernya. hmmmm katanya memberi dengan ikhlas
kok setelah tidak terkabul apa yang diinginkan uang pemberiannya diminta
kembali? Dalam hatipun saya hanya bisa berkata “KOK NDAK ISIN YO??????”
Selasa, 25 Juni 2013
Megengan
Mengengan merupakan suatu prosesi yang dilakukan untuk menyambut datangaya bulan suci romadlon. Megengan ini sangat unik lho kawan-kawan. Seperti ditempat tinggalku. Megengan merupakan tasyakuran yang dilakukan secara bergantian oleh masyarakat, dari satu rumah kerumah yang lain. Tiap rumah menyediakan ambengan/berkat yang sudah diracik dalam suatu wadah. Jadi tiap-tiap undangan yang hadir dalam megengan tersebut mendapat satu bagian ambengan/berkat.
Dulunya ditempatku megengan
ini dilakukan serempak sehari sebelum bulan suci romadlon. Kenapa harus sehari
sebelum romadlon? Hal pernah saya tanyakan kepada nenek saya. Dan jawabnyapun
sederhana, biar lebih afdol katanya. Tapi untuk saat ini megengan tidak dilakukan
serempak dalam satu hari sebelum bulan romadlon. Bayangkan saja berapa banyak
ambengan yang akan diperoleh oleh tiap warga jika mereka melakukan megengan
dalam satu hari? Tentunya akan banyak sekali, dan akhirnya berkatpun tidak
habis dimakan, mau diberikan ke tetangga tapi tetangga juga mempunyai kasus
yang sama seperti kita. Bukankah ini akan menyebabkan mubazir? Semetara dalam
pandangan islam mubazir sangat tidak dianjurakan. Bahkan Rosulullah pernah
mengatakan bahwa “mubazir adalah teman syaithon”.
Oleh karena itu untuk saat
ini ditempatku megengan mulai dilakukan jauh hari sebelum ramadalan tiba. Misal
seminggu sebelum romadlon sudah ada yang mulai nyicil melakukan megengan,
sehingga dengan demikian tumpukan makanan berkat akan dapat dikurangi, dan
berkat tidak akan terbuang sia-sia.
Ditempat lain yang juga
merupakan tetangga kampungku, megengan tidak dilakukan di tiap rumah, tapi
serempak di masjid. Tiap keluarga membawa satu ambengan, dan ambengan ini akan
dimakan secara bersama-sama. Beda lagi tata cara megengan yang dikukan di pare.
Menurut informasi dari teman megengan dilakukan di masjid secara serempak bagi
yang kurang mampu, dan bagi orang yang tergolong kaya megengan dilakukan
dirumah sendiri, dan mengundang banyak orang. Ya, apapun bentuk dan caranya
yang penting sama tujuannya. Itulah uniknya islam dalam menyambut datangnya
bulan suci romadlon.
Eh lupa satu hal lagi, megengan bukan hanya dilakukan untuk
menyambut bulan suci romadlon lho, tetapi megengan ini juga dikukan lagi untuk
menutup berakhirnya bulan suci romadlon. Hmmmm asyiiik makanan enak melimpah
ruah ni, hehehehe.
Senin, 24 Juni 2013
Bacaan Bilal Tarawih
Assalamu alaikum Wr Wb
Hallo kawan-kawan apa kabar? Semoga kabar baik
selalu menyertai panjengan. Amiin. Sebentar
lagi tiba bulan suci ramadhan 1434 H, hmmm pastinya ini adalah bulan yang amat
ditinggu oleh umat islam, bulan yang di dalamnya penuh dengan berbagai
keistimewaan. Amalan di bulan inipun pahalanya dilipat gandakaan oleh allah SWT,
banyak sekali amalan-amalan dianjurkan di bulan salah satunya adalah sholat
tarawih.
Sholat tarawih merupakan sholat malam yang tidak
ada batasan jumlah rakaatnya, tapi kalau ditempatku yang notabenya NU, sholat
ini dilakukan sebanyak 20 rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Sholat ini
bisa dikerjakan baik secara berjamaah maupun sendirian, tapi alangkah baiknya
jika dikerjakan secara berjamaah. Berikut ini adalah postingan saya tentang
bacaan bila saat melakukan sholat tarawih berjamaah. Tapi biasanya tiap tempat
bacaan bilal ini berbeda-beda. Di bawah merupakan bacaan bilal yang diterapkan
ditempat saya, siapa tahu bisa bermanfaat.
Raka’at ke
|
Bacaan Bilal
|
Jawab Makmum
|
Sebelum
dimulai bilal membaca:
Shollu
sunatan tarwikhi rok’ataini jami’atur rokhimakumullah
|
Assholatu
lailaha ilallah
|
|
2
|
·
Fadlam
minallahi wani’mah
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma sholli
ala sayyidina wamaulana Muhammad
|
·
Wani’mah
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya Rosulallah
|
4
|
·
Alibadar
Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
·
(Baca doa
dipimpin bilal)
|
·
Alibadar
Muhammad
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
6
|
·
Fadlam
minallahi wani’mah
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
|
·
Wani’mah
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
8
|
·
Alkholifatul
ula amirul mukminina sayyidina Abu Bakar Asshidiq Rodziallahu anhu
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
·
(Baca doa
dipimpin bilal)
|
·
Anhu
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
10
|
·
Fadlam
minallahi wani’mah
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma sholli
ala sayyidina wamaulana Muhammad
|
·
Wani’mah
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
12
|
·
Alkholifatu
tsaniyatu amirul mukminina sayyidina Umar bin Qotob Rodziallahu anhu
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
·
(Baca doa
dipimpin bilal)
|
·
Anhu
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
14
|
·
Fadlam
minallahi wani’mah
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
|
·
Wani’mah
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
16
|
·
Alkholifatu
tsalatsatu amirul mukminina sayyidina Usman bin Affan Rodziallahu anhu
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
·
(Baca doa
dipimpin bilal)
|
·
Anhu
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
|
18
|
·
Fadlam
minallahi wani’mah
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
|
·
Wani’mah
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya Rosulallah
|
20
|
· (Baca doa dipimpin oleh imam)
|
|
Lanjut dengan sholat witir 3 rakaat, dengan 2
salam
|
||
1
|
·
Alkholifatur
robi’atu amirul mukminina sayyidina Ali bin Abi Tholib Rodziallahu anhu
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala Muhammad
·
Allahumma
sholli ala sayyidina wamaulana Muhammad
·
Shollu
sunanatal witri rok’ataini jami’atur rokhimakumullah
|
·
Anhu
·
Shollu
ngalaih
·
Shollu
ngalaih
·
Ya
Rosulallah
· Assholatu lailaaha ilallah
|
2
|
· Shollu sunanatan rok’atal witri jami’atur
rokhimakumullah
|
· Assholatu lailaaha ilallah
|
Doa yang dibaca Oleh Bilal:
"Allahumma inna nas aluka ridlaaka waljanata
wana’udzubika min sakhotika wannar. Allahumma innaka afuwwun kariim tuhibbul
afwa fa’fu anna wawaalidaina wa’an jami’il muslimina wal muslimati birohmatika
ya arhamarrokhimin."
Langganan:
Postingan (Atom)